Kendari – Pemerintah Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong seluruh warganya untuk memanfaatkan lahan pekarangan ditanami tanaman holtikultura, guna meminimalisir inflasi daerah.
Hal tersebut diungkapkan langsung Lurah Mataiwoi Juhardin, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa, (3/9/2024). Ia mengatakan, salah satu kebijakan Penjabat Wali Kota Kendari Muhammad Yusup dalam menekan inflasi daerah yaitu dengan pemanfaatan lahan pekarangan kecamatan dan kelurahan. Diharapkan pemanfaatan pekarangan ini dapat dicontoh oleh masyarakat dengan menanam cabe, tomat dan berbagai jenis tanaman sayuran lainnya.
“Dengan adanya imbauan dari Pj Wali Kota Kendari kami selaku Pemerintah Kelurahan berupaya memenuhi program yang telah ditetapkan Walikota,”katanya.
Menurutnya, keberadaan program di masyarakat akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan pangan, misalnya dalam memperoleh cabai, tomat dan lainnya dengan tidak membeli. Dengan terpenuhinya kebutuhan harian secara mandiri, diharapkan inflasi daerah dapat ditekan.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Muhammad Yusup mengatakan, saat ini pemerintah kota sedang giat-giatnya penanganan inflasi.”Salah satu caranya pemanfaatan lahan kosong di Kota Kendari untuk menanam salah satu komoditas pangan yakni jagung untuk memenuhi cadangan pangan kita,” katanya.
Point pentingnya kata Yusup, agar lahan-lahan kosong yang ada seperti lahan kosong di perkantoran pemerintah mau pun milik warga agar bisa ditanami komoditas pangan.
“Pekarangan kerap dibiarkan terlantar. Padahal lahannya bisa dimanfaatkan menanam berbagai komoditas pangan. Atas dasar itulah dalam setiap moment saya selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk menanami pekarangannya dengan berbagai tanaman seperti sayuran,” katanya.
Pemerintah Kota Kendari kata dia, terus menggalakkan gerakan menanam lahan pekarangan ini agar menjadi kawasan pertanian yang produktif dengan cara menerbitkan Peraturan Wali Kota (perwali) Kendari Nomor 7 Tahun 2024 tentang gerakan menanam dan pemanfaatan lahan kosong atau lahan tidur.
“Sudah saya keluarkan perwali untuk seluruh masyarakat, termasuk pemerintah mulai dari lurah, camat hingga OPD hingga masyarakat secara umum bagaimana memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif. Mungkin hari ini kita panen jagung, tetapi besok kita bisa panen cabai, tomat, terong dan lain-lain dari pemanfaatan lahan pekarangan,” katanya.
Disisi lain kata dia, selain untuk pengendalian inflasi yang disebabkan dari kenaikan harga komoditas pangan, gerakan menanam ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan daerah. Langkah ini sekaligus pengendalian inflasi yang disebabkan dari kenaikan harga komoditas pangan.
“Jadi hasil dari gerakan menanam itu, yang pertama kita dorong warga masyarakat, artinya kalau dia menanam disamping kiri kanan rumahnya, itu kan berarti ketersediaan pangan khususnya Cabe, sayuran dan lain sebagainya tersedia. Tidak perlu lagi, kalau dia mau mosonggi, harus beli cabe lagi di pasar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota kendari, Sahuriyanto Meronda, mengatakan bahwa sejak 2023 lalu pihaknya gencar mendorong gerakan menanam tanaman holtikultura di seluruh Kecamatan di Kota Kendari.
“Selain menggencarkan program tersebut, Dinas Pertanian Kota Kendari juga menyiapkan bibit bagi kelompok masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program ini,” katanya.
Disebutkan, tanaman yang ditanam melalui gerakan ini diantaranya tanaman cabe, bawang merah, kemudian jagung, dan tanaman holtikultura yang lain, dan itu merata di semua kecamatan atau Balai Penyuluh Pertanian (BPP).
“BPP kami ada sembilan BPP, dan itu masih untuk dilakukan penanaman, dan bahkan kalau ada masyarakat yang tergabung dalam PKK, atau Dasa Wisma, atau Kelompok Wanita Tani, yang ingin membudidayakan tanaman holtikultura, kami siapkan bibitnya,” terangnya.
Sambungnya lagi, bibit-bibit yang ada sekarang yaitu Cabe dengan Bawang, jadi mereka yang menginginkan bibit ini, harus berkelompok, dan bila dia butuh bibit kita akan bantu.
Berdasarkan catatan para penyuluh dinas pertanian yang ada di lapangan, tercatat kutang lebih 75 lahan tidur yang belum termanfaatkan. Data itu akan terus bertambah mana kala pihak kelurahan dan kecamatan berkolaborasi untuk mendata lahan-lahan tidur di wilayahnya agar segera di manfaatkan dengan intervensi pemerintah.
Lahan kosong 75 hektare yang tak termanfaatkan tersebut paling luas berada di Kecamatan Abeli, Poasia, Kambu, dan Kecamatan Baruga. (adv)